Friday, September 11, 2015

KEBUN BINATANG NEWS: KISAH BERUANG MADU ANTAR KEBUN BINATANG PART 2

KEBUN BINATANG NEWS: KISAH BERUANG MADU ANTAR KEBUN BINATANG PART 2: Kebun binatang news, Dan beruang madu mulai berkemas unttuk keberangkatan nya pada esok hari dan meyiapkan bekal yang akan di bawanya di p...

KISAH BERUANG MADU ANTAR KEBUN BINATANG PART 2

Kebun binatang news, Dan beruang madu mulai berkemas unttuk keberangkatan nya pada esok hari dan meyiapkan bekal yang akan di bawanya di perjalanan. Datanglah hari yang di tunggu pada pagi harinya beruang madu di temani sang perawat  mulai melakukan perjalanan ke kebun binatang pertama yang terletak di sebuah kota penghasil batu bara. di perjalanan pertamanya dia sudah tidak sabar untuk sampai di tempat  yang di tujunya..
Akhirnya sampai jugalah mereka di depan gerbang kebun bintang yang mereka tuju. Dan Si endut dan perawat nya menghampiri petugas kebun binatang yang berjaga di depan pintu gerbang dan bertanya di mana letak tempat tingal beruang madu yang ada di bonbin ini.dan petugas menujuk lurus ke arah bangunan yang cukup unuik di situ tempat nya. karna sang beruang sama sama dari kebun binatang tentunya gratis alias tidak bayar tiket masuk. dengan hati yang berdebar pergilah sang berung tadi ketempat yang di tunjuk sang petugas tadi. Sesampainya disana dia melihat se ekor beruang yang lagi asik berendam, lalu si endut menyapanya. hai...... sambil teriak sedikit dan beruang yang berendam tadi menengok ke arah nya sambil menghampiri sindut yang berdiri di pingir pagar pembatas dan si endut dengan pedenya langsung memperkenalkan diri dengan beruang yang menghampirinya nama saya ndut dan beruang satunya lagi pun memperkenalkan diri dengan ramahnya nama saya ayu ternyata beruang yang di jumpai ndut adalah se ekor beruang betina yang sehat dan mempersilakan ndut masuk kekandang nya sambil mengajak ndut berkeliling di tempat tinggal nya.
Ndut terperangah melihat tempat tingal beruang tersebut begitu nyaman dan asri. kandang nya lebar ada kolam yang luas, lantai nya beralasan pasir yang lembut ada tempat istrahat dan tidur yang nyaman. Dansampailah di suatu tempat di sudut kandang dan mereka beristiraht di sanana sambi melepas penat setelah berkeliling tadi dan mereka mulai bercerita.
BESAMBUNG. Apa cerita mereka tungu kisah selanjut nya tetap ikuti ya.....



KISAH BERUANG MADU ANTAR KEBUN BINATANG

Kebun binatang news, Ndut adalah seekor beruang madu yang sehat sesuai dengan namanya dia memang agak kelihatan gendut tapi.... masih lincah. Belakangan ini dia sering murung dan bergundah hati karna setelah sekian tahun dia di dalam kandang yang ia perhatikan hanya seperti itu. Dia mengimpikan ingin pergi berkunjung ketempat saudara nya yang lain, ya...........Kekebun binatang lain kira kira seperti itulah impian si Gendut. Untuk membandingkan tempat tingalnya dengan kebun binatang lain. dan pada esok paginya dia menunggu sang perawat yang biasa membersihkan kandang nya. Dia ingin sekali bercerita tentang impian dan keinginanya untuk berkunjung ke kebun binatang lain dan berjumpa dengan saudara saudaranya senasip dan tidak sepenagungan.
 Tidak berepa lama kemudian datanglah orang yang di tunggu tunggu nya. dan di panggilnyalah
Ndut ; Mas broooo....... sinilah dulu sebentar aku mau bercerita dan berkeluh kesah.....
Perawat ; apa itu ndut yang mau kau cerita
Ndut ; dari dulu aku tidak pernah mintak apa apa dari tempat ini, tapi kali ini izin kan aku untuk         
            meyampaikan niat ku, impianku.
perawat ; Biklah sampaikan.........
Diceritakanlah seperti kisah di atas oleh si beruang madu sambil bersedih hati.dan sang perawat dengan sedih juga mendengar. Setelah mendengar semua cerita beruang madu, di izinkala beruang madu itu berangkat ke esokan harinya.
BERSAMBUNNG, kebun binatang manakah yang akan di tuju beruang untuk perta
ma kali

Thursday, September 10, 2015

HARIMAU MASUK PERANGKAP BABI

Masuk Perangkap Babi, Harimau Dilumpuhkan


DIAMANKAN: Aparat mengangkat harimau yang sudah dilumpuhkan, sebelumnya harimau ini masuk perangkap babi dan membahayakan warga sekitar. Foto: IST
EMPAT LAWANG - Warga Desa Tanjung Raman, Kecamatan Pendopo digegerkan dengan penemuan seekor Harimau Sumatera, Kamis (10/9). Harimau tersebut ditemukan warga sekitar pukul 00.30 WIB di lahan persawahan milik Suryani (35) warga Talang Jawa Pendopo, Kecamatan Pendopo.
DIAMANKAN: Aparat mengangkat harimau yang sudah dilumpuhkan, sebelumnya harimau ini masuk perangkap babi dan membahayakan warga sekitar. Foto: ISTInformasi dihimpun, Harimau dengan jenis kelamin laki-laki dengan panjang dua meter, tinggi satu meter dan berat 80 kilogram ini masuk perangkat yang dipasang pemilik sawah untuk melindungi tanaman padi dari hama hewan babi hutan dan tidak bisa melepaskan diri.
Kemudian sekitar pukul 05.30 WIB saudara pemilik lahan Istiqomah alias Oma (40), warga Jl Jati, Kecamatan Pendopo melapor ke Polsek Pendopo dan Koramil Pendopo. Aparat kepolisian dan TNI datang ke lokasi dibantu warga sekitar. Namun pihaknya tidak bisa mendekati Harimau, hanya melihat dari jarak sekitar 10 meter. Sebab Harimau tersebut masih berontak dan mengakibatkan tali perangkap yang terpasang hampir putus. Kondisi Harimau itu lemas dan sudah luka karena jerat. Atas permintaan masyarakat Harimau diberikan tindakan penembakan karena jika dilepaskan kembali kebiasaannya akan memakan korban manusia.
"Atas desakan masyarakat dengan kondisi yang membahayakan jiwa manusia, akhirnya hewan tersebut ditembak," ujar Kapolres Empat Lawang, AKBP Rantau Isnur Eka SIk didampingi Kapolsek Pendopo Iptu Denhar.
Pihaknya juga sudah bekoordinasi dengan BKSDA untuk dibawa ke Palembang dan akan dikubur dengan baik. Untuk di Empat Lawang sendiri saat ini belum ada BKSDA. "Di lokasi banyak warga hilir mudik dan lokasi tak jauh dari pemukiman warga. Selain itu tidak ada obat bius untuk melumpuhkan Harimau sementara jerat mulai mulai rusak dan untuk menunggu BKSDA tetangga memerlukan waktu cukup lama sehingga masyarakat meminta harimau ditembak," jelas Rantau. (eno)
Baca selengkapnya di Harian Sumatera Ekspres Jumat (11/9).
  DIKUTIP DARI HARIAN SUMATRA EKPRES

Tuesday, September 8, 2015

TAAMAN HEWAN PEMATANG SIANTAR

Taman Hewan Pematang Siantar (THPS) atau sebelumnya dikenal juga sebagai Kebun Binatang Siantar dan Kebun Binatang Pematang Siantar, adalah kebun binatang yang terletak di kota Pematangsiantar. Kebun binatang ini resmi dibuka untuk umum pada tanggal 27 November 1936 dengan luas areal sekitar 4.5 hektare. THPS berlokasi di Jl. Kapt. MH. Sitorus No. 10, Kota Pematang Siantar, Provinsi Sumatera Utara. Sampai saat ini THPS masih mempertahankan statusnya sebagai kebun binatang yang terlengkap dan terbaik di wilayah Sumatera Utara. Koleksi satwa dan popularitasnya bahkan mengalahkan Kebun Binatang Medan dengan luas yang berpuluh kali lebih besar daripada THPS dan merupakan kebun binatang terbesar di wilayah Sumatera Utara yang terletak di ibukota provinsi Sumatera Utara, Kota Medan. Meskipun dengan berbagai keterbatasan seperti sempitnya ruang yang tersedia, kurangnya pendanaan serta pemahaman untuk proyek peremajaan eksibisi hewan, namun melalui usaha perawatan hewan yang cukup baik, THPS cukup berhasil dalam menjalankan peranannya sebagai lembaga konservasi serta dapat digolongkan sebagai salah satu kebun binatang yang terbaik di antara kebun binatang yang ada di Indonesia. Taman Hewan Pematangsiantar mengantongi izin berupa Surat Keputusan Menteri Kehutanan dengan Nomor. SK.84/Menhut-II/2007 yang dikeluarkan pada tanggal 15 Maret 2007.[1]

Sejarah

Pematangsiantar sebagai sebuah kota transit dan perkebunan yang penting sejak masa Penjajahan Belanda membuat Kota pematangsiantar sebagai salah satu kota yang paling cepat perkembangannya karena letaknya yang strategis menghubungkan antara Pantai Timur Sumatera dengan Hinterland Wilayah Pegunungan Tapanuli. Lokasi yang strategis membuat Pematangsiantar menjadi salah satu Pusat Pemerintahan kolonial di Sumatera Utara. Pematangsiantar dengan letaknya yang strategis cukup ramai dilalui Lalu Lintas perdagangan serta pengembangan usaha manufaktur hasil komoditas Perkebunan dan juga usaha perkebunan sehingga kota Pematangsiantar cukup makmur dan banyak menarik berbagai kaum pendatang seperti suku Batak Toba dan Tapanuli, Suku Jawa, pendatang Etnis Tionghoa dan tentu saja Kaum Kolonial Belanda serta pengusaha sipil asal Eropa. Dengan jumlah penduduk golongan Eropa yang cukup signifikan jumlahnya maka berbagai sarana dan fasilitas selayaknya Kota Modern lainnya pada zaman kolonial seperti jalan raya dan jembatan, aliran listrik, air bersih, Permukiman Khusus Eropa, Sekolah, Rumah Ibadah dan Jalur Kereta Api pun dibangun di Pematangsiantar. [2]
Taman Hewan Pematangsiantar bermula dari kegemaran Dr. Coonrad seorang pecinta hewan dari kaum Kolonial Belanda akan dunia Zoologi. Hingga pada tanggal 27 November 1936, riwayat THPS pun bermula dengan diresmikannya sebuah Taman Zoologi dan Botani di atas sebidang tanah seluas 4.5 Ha yang terletak di wilayah Kota Pematangsiantar oleh Dr. Coonrad. Dr. Coonrad yang memprakarsai berdirinya Taman Zoologi dan Botani pertama di Kota Pematangsiantar kemudian sekaligus menjabat sebagai pimpinan pertama dari Komunitas Pecinta Zoologi dan Botani dan Taman Zoologi dan Botani tersebut di Kota Pematangsiantar. Menjalani masa awal kemerdekaan Indonesia, Pada bulan Juni 1956 di situs Taman Zoologi dan Botani yang didirikan oleh Dr. Coonrad tersebut didirikan pula sebuah Museum Zoological oleh Prof. Dr. F. J. Nainggolan yang diresmikan oleh Ibu Rahmi Hatta Ibu Wakil Presiden RI kala itu Ir. Mohammad Hatta. Selama beberapa waktu nama Taman Zoologi dan Botani Kota Pematangsiantar disebut juga sebagai Kebun Binatang Pematangsiantar. Kebun Binatang Pematangsiantar merupakan kebun binatang ke empat tertua di Indonesia yang masih bertahan setelah Kebun Binatang Surabaya, Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan di Bukittinggi dan Kebun Binatang Bandung.Seiring dengan perjalanannya THPS yang pada saat itu masih bernama Kebun Binatang Pematangsiantar berada di bawah pengelolaan Pemerintah Daerah, namun ironis, selama di bawah pengelolaan Pemda kondisi Kebun Binatang Pematangsiantar tersebut ternyata tidak dapat lagi memenuhi harapan masyarakat karena berbagai keterbatasan dan kesulitan pengelolaan serta kisruh internal. Kebun Binatang Pematangsiantar saat itu mengalami berbagai masalah seperti kondisi hewan yang tinggal sedikit dan tidak terawat, kondisi situs yang sudah tua, kurang terawat dan sangat memprihatinkan keadaannya. Berdasarkan inisiatif Pemda dan masyarakat maka sejak tanggal 1 September 1996, Kebun Binatang Pematangsiantar yang sebelumnya dikelola oleh Pemda diambil alih pengelolaannya oleh PT. Unitwin Indonesia Medan perusahaan pihak Swasta yang dipimpin oleh seorang Pengusaha Nasional dan Pencinta Lingkungan Hidup Bapak DR. H. Rahmat Shah. Di bawah pengelolaan swasta Kebun Binatang Pematangsiantar kemudian diubah namanya menjadi Taman Hewan Pematangsiantar (THPS) dengan alasan penggunaan kata kebun binatang kurang etis untuk diperdengarkan kepada khalayak. [3]

Koleksi

Taman Hewan Pematang Siantar sebagai sebuah Lembaga Konservasi sampai saat ini mengkonservasi beragam jenis satwa yang terdiri dari koleksi Mamalia sebanyak 201 ekor dari 51 spesies, koleksi Aves 455 ekor dari 113 spesies, dan koleksi Reptil 59 ekor dari 19 spesies. Jumlah keseluruhan satwa koleksi yang dikonservasi di dalam THPS totalnya mencapai sebanyak 715 ekor yang terdiri dari 183 spesies.[4] Sampai saat ini jumlah koleksi yang terdapat di THPS terus bertambah karena THPS memiliki kebijakan konservasi dan penangkaran satwa yang dapat terbilang sukses. THPS dalam menjalankan peranannya sebagai lembaga konservasi sudah memiliki kemampuan yang mandiri dalam melestarikan satwa dan berhasil dalam menangkar satwa yang termasuk langka seperti Siamang, Harimau Putih dan Harimau Sumatera. [5] Selain itu THPS juga kerap menerima sumbangan hewan yang ditangkap oleh masyarakat atau hewan hasil buruan dan peliharaan warga. Diantaranya THPS pernah menerima buaya pemangsa manusia yang tertangkap warga di Kabupaten Labuhan Batu. [6]
Taman Hewan Pematangsiantar juga memiliki beberapa koleksi yang terbilang unik dan tiada duanya di Indonesia, seperti keberadaan seekor Buaya yang dipercaya merupakan Buaya Darat tertua yang berhasil bertahan hidup dalam asuhan manusia dalam Kebun Binatang. Buaya Sinyulong (false gharial) yang telah berumur 76 tahun terhitung pada tahun 2012 tersebut sudah ditampung di Taman Hewan Pematangsiantar sejak berdirinya kebun binatang tersebut pada tahun 1936.[7] Selain keberadaan Buaya Tertua dalam penangkaran, THPS juga memiliki koleksi unik berupa Liger yang murni merupakan hasil penangkaran sendiri oleh THPS, sekaligus menjadikan THPS merupakan satu-satunya kebun binatang di Indonesia yang sukses dalam menangkar Liger, Mamalia Karnivora yang berjenis kucing besar hasil Perkawinan Silang antara Singa dengan Harimau.[8]
sumber Wikipedia


Tuesday, July 7, 2015

BERSAHABAT DENGAN BERUANG MADU

Bercengkrama dengan Beruang

Rio bercengkrama dengan beruang maduBeruang madu (sun bear) adalah salah satu jenis satwa langka yang dilindungi dan statusnya dinyatakan rentan atau hampir punah. Beruang madu yang dalam bahasa ilmiah disebut Helarctos malayanus merupakan jenis beruang yang mempunyai ukuran paling kecil diantara 8 jenis beruang. Rata-rata tinggi beruang madu sekitar 1,2 meter. Tergolong dalam binatang omnivora, beruang madu mempunyai kuku dan taring yang panjang dan tajam. Dan adakalanya satwa ini menjadi agresif dan buas; sehingga rasa ngeri membayangkan seseorang bercengkrama dengan beruang, seperti pada judul posting ini.

Putra Ario, adalah seorang pemuda yang berasal dari Payakumbuh Sumatera Barat. Sepanjang umur tidak pernah terbayangkan olehnya akan berinteraksi langsung dengan beruang madu setiap hari. Awal ketika dia bekerja di Taman Satwa Kandi adalah sebagai tenaga operator Aneka Mainan Bermotor.

Salah satu bentuk pengembangan Taman Satwa Kandi adalah menambah koleksi satwa langka, seperti Beruang Madu. Namun, saat beruang madu sudah menjadi penghuni kandang satwa di Taman Satwa Kandi, tidak ada satupun petugas yang sanggup memelihara satwa ini. Mereka merasa takut karena seringnya mendengar berita tentang keganasan beruang madu.

Akan tetapi tidak bagi Rio, pria kelahiran 25 tahun silam itu mengajukan diri untuk menerima pekerjaan untuk mengurus hewan langka tersebut. Pada awalnya teman-teman seprofesi Rio meragukan kemampuannya, sebab tidak satupun Animal Keeper (Perawat Satwa) yang ada di Taman Satwa Kandi mempunyai pengalaman dalam memelihara satwa liar tersebut.

Persahabatan Rio dengan Beruang MaduSaat ini Rio sudah terbiasa dengan satwa beruang madu yang dirawatnya. Walaupun kedekatan Rio dengan satwa ini sudah cukup lama, Rio tetap waspada karena semua perilaku satwa liar tidak bisa diduga dan diprediksi secara tetap. Terlebih pengalaman Rio pernah suatu hari ketika memasuki kandang beruang madu, tiba-tiba satwa tersebut mengejarnya dalam keadaan marah.

Kedekatan Rio dengan Satwa sahabatnya itu sempat juga tercium oleh salah satu TV swasta di Indonesia. Sehingga pada bulan Februari 2010 lalu 2 orang crew Trans TV meliput secara langsung semua aktifitas Rio dengan beruang Madu. Mulai dari membersihkan kandang, memandikan dan memberi makan satwa ini. Hasil liputannya telah tayang di Trans TV pada acara "Dengan Hati"repoter y.c.g

Tuesday, June 30, 2015

Beruang Madu Melahirkan

beruang madu
Ayu adalah nama yang diberikan pada salah satu beruang madu yang ada di Taman Satwa Kandi. Ayu merupakan beruang yang paling jinak diantara 2 beruang lain yang dirawat di Taman Satwa Kandi. Beruang ini mudah berinteraksi dengan animal keeper atau perawat satwanya. Pada bulan Februari lalu, salah satu TV Swasta Nasional sempat meliput kedekatan Ayu dengan perawatnya, Rio.(Baca juga Bercengkrama dengan beruang.)

"Tumben hari ini sikap Ayu berubah tidak jinak seperti biasanya" keluh salah satu perawat satwa yang ada di Taman Satwa Kandi. Dikatakan bahwa secara mendadak Ayu bersikap pemarah.  Suaranya seperti nada mengancam apabila seseorang mencoba untuk mendekatinya. Awalnya, hal tersebut membuat khawatir para petugas satwa. Namun setelah diamati rasa khawatir para petugas berubah menjadi surprise manakala terlihat
seekor beruang mungil dalam rengkuhan Ayu. Ternyata Ayu baru saja melahirkan seekor anak beruang. Sangat mengejutkan karena tak seorangpun menduga akan kehamilan Ayu. Dan merupakan peristiwa yang tidak biasa mengingat status Beruang Madu rentan dan hampir punah. Ditambah dengan hampir tidak adanya berita yang mengabarkan seekor beruang madu melahirkan di luar habitatnya. 

Helarctos malayanus adalah nama ilmiah dari Beruang Madu, kehamilan dari Beruang madu di Taman Satwa Kandi ini hampir tidak diketahui, Beruang madu tidak mempunyai musim kawin tetapi perkawinan dilakukan sewaktu-waktu terutama bila beruang madu betina telah siap kawin. Lama mengandung beruang betina adalah 95-96 hari, anak yang dilahirkan biasanya berjumlah dua ekor dan disusui selama 18 bulan. Terkadang, beruang betina hanya terlihat dengan satu bayi dan sangat jarang ditemukan membawa dua bayi setelah masa kehamilannya.Hal ini sangat dimungkinkan karena beruang madu sengaja menunda perkawinan untuk mengupayakan agar bayi terlahir saat induk memiliki berat badan yang cukup, cuaca yang sesuai serta makanan tersedia dalam jumlah yang memadai.Beruang melahirkan di sarang yang berbentuk gua atau lubang pepohonan dimana bayi yang terlahir tanpa bulu dan masih sangat lemah dapat bertahan hidup. Bayi akan tetap tinggal di sarang sampai ia mampu berjalan bersama induknya mencari makanan. Bayi beruang madu di duga hidup bersama induknya hingga berusia dua tahun dan kemudian mulai hidup secara mandiri.

Pada saat ini kondisi dari bayi beruang Madu terlihat sangat lemah. Kulitnya berwarna abu-abu tanpa bulu. Bayi beruang ini berusaha untuk menyusu pada induknya. Sementara induknya, berusaha untuk menutupi bayinya dengan tubuhnya serta membawa bayinya ke sudut ruangan pada kandang bagian dalam. Diharapkan bayi beruang ini sehat dan tumbuh wajar hingga menjadi beruang dewasa.

Tuesday, May 26, 2015

Memburu Beruang Konflik di Talawi

Malam terakhir di tahun 2012, sebagian orang berkeinginan menyambut tahun baru di luar rumah, tidak seperti saya yang tetap asyik di depan komputer dan ga ada niat keluar rumah sekedar melihat suasana malam pergantian tahun. Selagi asyik browsing, handphone jadul yang lagi saya isi "tenaga" meraung minta diangkat. Bapak Haryanto, terbaca pada layar handphone nama penelpon yang menghubungi saya. Mungkin Bapak Kapolsek Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat ini pingin ngobrol-ngobrol dengan saya, begitu pikir saya pada awalnya; ternyata beliau memberitahukan berita yang cukup penting. Seekor Beruang Madu (Helarctos malayanus) berkeliaran di sekitar ladang dan rumah warga Kandang Batu, Kumbayau Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto. Kemunculan Beruang tersebut cukup meresahkan warga terlebih berulangkali beruang terlihat oleh warga di sekitar pemukiman mereka. Bahkan, Beruang Madu ini memasuki lingkungan Sekolah Dasar yang ada di tempat tersebut.


Begitu mendengar kabar,dengan cepat saya menghubungi beberapa petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat dan Dokter Hewan yang ada di Taman Satwa Kandi. Sayangnya, tak satupun diangkat oleh mereka, mungkin karena malam sudah cukup larut atau mereka lagi sibuk merayakan tahun baru. Saya mencoba  menghubungi Asisten Dokter Hewan "Ike Pramestika" untuk menanyakan persediaan obat bius di klinik. Setelah memastikan adanya ketersediaan obat bius, saya menutup telepon. Dari sekian yang saya hubungi, hanya Asisten Dokter hewan yang sepertinya tidak sibuk, sehingga cepat mengangkat telpon saya

Paginya, saya mencoba untuk menghubungi lagi beberapa petugas BKSDA. Karena pada saat itu hari libur, banyak petugas yang tidak berada di tempat, pada akhirnya disepakati bahwa Tim dari BKSDA yang akan menangkap Beruang Madu diterjunkan pada hari rabu tanggal 2 Januari 2013. Namun, sepanjang Selasa siang, tidak ada lagi berita mengenai keberadaan Beruang Madu. Sempat kepikir kalau Beruang Madu tersebut mungkin sudah pergi menjauh dari pemukiman penduduk dan kembali ke hutan.
Tim Taman Satwa Kandi


Ternyata itu hanyalah harapan saya, karena pada hari Rabu, 2 Januari 2013 saat lagi sibuk beraktivitas di Taman Satwa Kandi untuk mempersiapkan operasional; Bapak Hariyanto telpon lagi menginformasikan bahwa beruang tersebut terlihat kembali di perkebunan karet milik penduduk, sehingga membuat warga setempat kembali resah. Akhirnya dibentuk tim dadakan termasuk saya di dalamnya dan rekan-rekan seperti:
  • Drh Idham Fahmi
  • Putra Ario (Rio)
  • Syafriadi (Adit)
  • Don Akbar (Don)
  • Zainal 
  • Ari Mulyanto (Ari)
  • Windi 
  • Ike Pramestika 
  • Dian Adhia Novita
  • Dewi Indrawati  
Selesai mempersiapkan kandang transport dan obat bius secukupnya, tim segera berangkat menuju lokasi. Dalam perjalanan Drh. Idham Fahmi terlihat sibuk menjalin koordinasi dengan tim-tim dari BKSDA agar segera meluncur ke lokasi di mana beruang tersebut berada. Di TKP, masyarakat sudah berkumpul mengelilingi areal di mana Beruang Madu bersangkutan sering muncul. Perburuan dimulai! Aksi kejar-kejaran dan teriakan-teriakan yang menginformasikan keberadaan si Beruang terdengar di sekitar areal, layaknya pencarian buron teroris..hi..hi...hi.... Keadaan tersebut membuat Beruang menjadi gelisah dan keluar dari persembunyiannya.
Tim pembius Kandi, yaitu Rio, Adit, dan Don yang membawa perlengkapannya masing-masing merangsek ke arah sasaran. Rio yang mendapat kesempatan pertama untuk meniupkan sumpitnya. Beberapa detik kemudian jarum sumpit berisikan obat bius menancap di tubuh si Beruang. Keadaan semakin tegang manakala beruang merasa kesakitan dan berbalik arah untuk mengejar Rio. Dengan marah beruang mengayunkan cakarnya, sreeet.. tak pelak punggung tangan Rio sempat tersambar cakar beruang dan mengucurkan darah segar. Melihat keadaan sedikit tak terkendali, posisi Rio segera diambil alih oleh Adit. Sayang, beruang yang panik segera menghilang di balik rimbunnya semak belukar.
Setelah sekian lama menunggu, kedengaran lagi teriakan salah satu anggota tim menginformasikan keberadaan si Beruang. Tim segera mengambil posisi dan berusaha mengejar. Beruntung, beruang mengambil arah yang terang dan mendaki perbukitan di sekitar rumah warga yang memungkinkan anggota tim melihat dengan jelas sosok beruang. Tim menunggu di bawah perbukitan, merasa terdesak karena tak menemukan jalan lari, beruang berbalik arah menuju Tim "dadakan" ini.

Don yang dari tadi sudah siap menunggu munculnya si beruang, tak urung merasa panik dan kalang kabut saat beruang menuju ke arahnya. Walaupun demikian, dia sempat melancarkan serangan yang tepat mengenai sasaran. Beruang lari, menghilang di antara semak belukar yang tinggi. Terpaksa kami harus menunggu lagi untuk waktu yang cukup lama karena yang ditunggu tak juga menampakkan batang hidungnya. Rasanya kalau hanya ditunggu, tak pasti kapan si beruang akan muncul, sehingga akhirnya saya minta bantuan masyarakat setempat. Kami sepakat untuk menyisir hutan bersama-sama dengan memperhitungkan keadaaan beruang yang tengah dalam posisi sudah terbius. Benar saja, tidak butuh waktu lama, sang beruang ditemukan terkapar tak berdaya di semak belukar. Kami segera memasukkan ke kandang transport yang telah disediakan sebelumnya.
Dalam perjalanan pulang ke Taman Satwa Kandi membawa sang beruang, kami dikawal langsung Bapak Hariyanto dengan memakai Voorijder, bahkan mobil patroli polisi tersebut menghidupkan sirinenya sehingga menarik perhatian masyarakat sepanjang jalan yang kami lalui. Tak ketinggalan atensi yang diberikan Kepala Kecamatan Talawi "Bapak Deswanda" bersama Danramil Sawahlunto " Bapak Gurnadi" yang ikut serta dengan mengendarai mobil tepat di belakang mobil yang kami tumpangi.
Satu beruang telah didapat, hari berikutnya kami berencana memburu beruang yang lain. Karena kabarnya ada 2 beruang yang keluar dari hutan dan berkeliaran ke pemukiman....Sabar ya pembaca, pasti akan saya ceritakan juga perburuan episode ke-2. Ok?
dikutip dari blog pak yasmen